Kapal Pembersih Sampah

 

Kapal pembersih sampah : salah satu solusi untuk meringankan pengambilan sampah dilaut

    Pemerintah menargetkan pada tahun 2040 pesisir dan laut Indonesia bisa terbebas dari sampah plastik yang membahayakan lingkungan sekitar.

Sebanyak 400 juta ton plastik dihasilkan dunia setiap tahunnya untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai bahan pembungkus karena sifatnya ringan dan fungsional. Demikian dikutip dari laporan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) berjudul White Paper on Plastics Circular Economy and Global Trade terbitan Juli 2020. Sayangnya, sebagian besar plastik tersebut berakhir sebagai sampah dan berpotensi merusak lingkungan termasuk di perairan. International Coastal Cleanup (ICC) merilis, pada 2019 sebanyak 97.457.984 jenis sampah dengan berat total 10.584.041 kilogram ditemukan di laut. Sembilan dari 10 jenis sampah terbanyak yang mereka temukan berasal dari bahan plastik, seperti sedotan dan pengaduk, alat makan plastik, botol minum plastik, gelas plastik, dan kantong.

Menyadari persoalan sampah ini menjadi masalah yang serius terutama di kota – kota besar seperti Jakarta. Idham Aulia M. Basir pemuda asal makassar yang menempuh Pendidikan di institute teknologi sepuluh november dengan jurusan Teknik kelautan. Berkat kegigihan dan ilmu yang mempuni serta ada ajang Program Krativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh kementistek. Idham -sapaannya- mengikuti program tersebut dengan teman-temannya mereka terus mencari ide untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat khususnya memggunkan teknologi terapan.

Melalui program ini, idham dan teman-temannya mencari referensi tidak hanya dilingkungan terdekatnya saja, tetapi juga sampai ke nasional bahkan dunia. Refensi yang beragam sangat membatu dalam proses menemukan dan mematangkan ide, tutur idham. Awalnya solusi pemerintah atas masaalh sampah ini hanya sebatas penggunaan SDM untuk ikut banyak dilibatkan untuk pembersihan teluk atau hanya sekedar menggunakan ekskavator. Dari masalah itu, munucul ide dan mencari solusi tentang permasalahan sampah diperairan telauk Jakarta.

Tahun 2011 – 2012 merupakan tahun terburuk atas kondisi peraiaran Jakarta yang sudah menyebar kemana-mana. Namun, solusi yang ditawarkan hanya sebatas normative dengan menggunakan sumber daya manusia. Dengan mempertimbangkan biaya yang besar nantinya akan ada banyak pihak yang terlibat untuk menciptakan kebersihan tersebut. Kapal merupakan salah satu transportasi yang sudah dilakukan untuk digunakan sebagai wadah untuk sampah dilaut, tetapi kapal yang digunakan ialah kapal tanker yang merupakan kapal yang tidak bisa beroperasi di peraian dangkal.

Dari permasalahan tersebut, idham dan teman-teman berinovasi untuk membuat kapal berteknologi modern yang nantinya akan di gunakan untuk membersilahkan sampah hingga mengolanya dikapal tersebut. Kapal pembersih dengan system yang dicetuskan oleh idham dkk saat itu belum popular. Idham dan teman-teman akhirnya memutuskan mengikutsertakan ide tersebut pada program kreativitas mahasiswa 2 tahun selalu tidak lolos, mereka tidak patah semangat untuk selalu terus menciptakan ide dan alat tersebut hingga akhirnya pada tahun ke 3 ide mereka akhirnya mendapatkan hibah dana dan bantuan untuk kategori karsa cipta pada Program Kreativitas Mahasiswa.

Di ajang SATU Indonesia Awards menjadikan “The Ganers” (idham dan teman – teman) semakin dikenal luas dikalangan masyarakat dan perusahaan teknologi terapan. Disayangkan, mahalnya biaya pembuatan kapal menjadi kendala yang sesungguhnya di hadapi idham dan teman-teman dalam menciptakan kapal pembersih ini. Disamping itu tidak semua teknologi tersebut tersedia perantinya di Indonesia. Yang mengharuskan karya idham dan teman – teman tidak bisa dilanjutkan.

Jika “The Ganers” benar – benar bisa diwujudkan, maka perairan diberbagai kota di Indonesia bersih kembali. Tidak hanya di teluk Jakarta kota -kota lainpun harus menggunakan teknologi ini karena memudahkan kita dalam menyaring sampah hingga tak sampai ke laut yang nantinya akan merusak ekosistem laut.